MODEL
ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL
A.
Pengertian
Sistem Model Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP) merupakan suatu kerangka
kerja yang mendefenisikan empat unsure, yakni standar, proses keperawatan,
pendidikan keperawatan dan sitem MAKP. Defenisi tersebut berdasarkan
prinsip-prinsip nilai yang diyakini dan akan menentukan kualitas produksi/ jasa
layananan perawatan.
Hoffart & Woods (1996) juga menyebutkan Sistem
MAKP adalah sebagai suatu sistem (struktur, proses dan nilai- nilai) yang
memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan
keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan
tersebut.
B.
Dasar Pertimbangan Pemilihan Model Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP)
Mc. Laughin, Thomas dean Barterm (1995)
mengidentifikasikan 8 model pemberian asuhan keperawatan, tetapi model yang
umum dilakukan di rumah sakit adalah Keperawatan Tim dan Keperawatan Primer.
Karena setiap perubahan akan berdampak terhadap suatu stress, maka perlu
mempertimbangkan 6 unsur utama dalam penentuan pemilihan metode pemberian
asuhan keperawatan (Marquis & Huston, 1998; 143) yaitu:
1.
Sesuai dengan visi dan misi institusi
2.
Dapat diterapkan proses keperawatan dalam asuhan
keperawatan.
3.
Efisien dan efektif penggunaan biaya.
4.
Terpenuhinya kepuasan klien, keluarga dan masyarakat.
5.
Kepuasan kinerja perawat.
C.
Faktor-Faktor yang Berhubungan Dalam Perubahan MAKP
1.
Kualitas Pelayanan
Keperawatan
2.
Standar Praktik Keperawatan
3.
Model Praktik
4.
Manajerial Grid
D.
Jenis Model Asuhan Keperawatan Profesional ( MAKP)
Menurut Grant & Massey (1997) dan Marquis &
Huston (1998) ada 4 metode pemberian asuhan keperawatan profesional yang sudah
ada dan akan terus dikembangkan di masa depan dalam menghadapi tren pelayanan
keperawatan, yaitu:
1. Model Asuhan
Keperawatan Profesional (MAKP) Fungsional
Model
fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan keperawatan
sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu karena masih
terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka setiap perawat hanya melakukan 1
– 2 jenis intervensi keperawatan kepada semua pasien di bangsal. Model ini
berdasarkan orientasi tugas dari filosofi keperawatan, perawat melaksanakan
tugas ( tindakan) tertentu berdasarkan jadwal kegiatan yang ada (Nursalam,
2002).
2. Model Asuhan
Keperawatan Profesional (MAKP) Kasus
Setiap
perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia dinas.
Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak ada
jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya.
Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini
umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk keperawatan khusus seperti
isolasi, intensive care.Metode ini berdasarkan pendekatan holistik dari
filosofi keperawatan. Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan dan observasi
pada pasien tertentu (Nursalam, 2002).
3. Model Asuhan
Keperawatan Profesional (MAKP) Primer
Menurut
Gillies (1986) perawat yang menggunakan metode keperawatan primer dalam
pemberian asuhan keperawatan disebut perawat primer (primary nurse).
Pada metode keperawatan primer terdapat kontinutas keperawatan dan bersifat
komprehensif serta dapat dipertanggung jawabkan, setiap perawat primer biasanya
mempunyai 4 – 6 klien dan bertanggung jawab selama 24 jam selama klien dirawat
dirumah sakit. Perawat primer bertanggung jawab untuk mengadakan komunikasi dan
koordinasi dalam merencanakan asuhan keperawatan dan juga akan membuat rencana
pulang klien jika diperlukan. Jika perawat primer sedang tidak bertugas ,
kelanjutan asuhan akan didelegasikan kepada perawat lain (associate nurse)
Metode penugasan
dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan
keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Mendorong
praktik kemandirian perawat, ada kejelasan antara si pembuat rencana asuhan dan
pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus
menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan
dan koordinasi keperawatan selama pasien dirawat.
4. Model Asuhan
Keperawatan Profesional (MAKP) Tim
Metode tim
merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang perawat
profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif (Douglas,
1984). Model tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok
mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan
sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi sehingga
diharapkan mutu asuhan keperawatan meningkat.
Menurut Kron
& Gray (1987) pelaksanaan model tim harus berdasarkan konsep berikut:
a.
Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu
menggunakan tehnik kepemimpinan.
b. Komunikasi
yang efektif penting agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin.
c.
Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim.
d. Peran kepala
ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik bila didukung oleh
kepala ruang.
Metode ini menggunakan tim yang
terdiri dari anggota yang berbeda- beda dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2 – 3 tim/ group
yang terdiri dari tenaga professional, tehnikal dan pembantu dalam satu grup
kecil yang saling membantu. Dalam penerapannya ada kelebihan dan kelemahannya
yaitu (Nursalam, 2002):
Kelebihan
:
a.
Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.
b.
Mendukung pelaksanakaan proses keperawatan.
c.
Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik
mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim.
Kelemahan :
Komunikasi
antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim, yang biasanya
membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan pada waktu-waktu sibuk.
Borgata Hotel Casino & Spa Announces Return of $18 - JTM
BalasHapusThe Borgata Hotel 수원 출장안마 Casino & Spa Announces Return of $18 Million Casino 서울특별 출장샵 of 전주 출장마사지 entertainment and dining venues in Atlantic 충주 출장마사지 City, 김해 출장샵 New Jersey in August