Jumat, 08 Maret 2013

BALUTAN LUKA



BALUTAN LUKA

Menggunakan balutan yang tepat perlu disertai pemahaman tentang penyembuhan luka. Berbagai pilihan jenis balutan luka sudah dijual bebas. Apabila balutan tidak sesuai dengan karakterist, maka balutan tersebut dapat menggangu penyembuhan luka (Erwin – Toth dan Hocevar 1995 ; Motta, 1995).
Pilihan jenis balutan dan metode pembalutan luka akan mempengaruhi kemajuan penyembuhan luka. Balutan yang tepat tidak akan menyebabkan luka dengan drainase menjadi terlalu kering (desikasi) disertai dengan terbentuknya keropeng yang luas. Apabila hal ini terjadi, maka dermis akan mengalami dehidrasi dan mengeras, Akibatnya, akan menghambat  pertumbuhan sel  permukaan epidermis yang baru. Selain itu, luka yang kering akan meningkatkan rasa tidak nyaman pada klien. Idealnya, balutan harus membuat luka menjadi agak lembab agar perpindahan sel epitel meningkat. Balutan harus dapat menyerap drainase untuk mencegah terkumpulnya eksudat yang dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri dan maserasi disekeliling kulit akibat eksudat luka (Erwin-Toth dan Hocever, 1995 ; Krasner, 1995 ; Motta, 1995).
Pada luka operasi dengan penyembuhan primer, umumnya balutan dibuka segera setelah drainase berhenti. Sebaliknya jika perawat membalut luka terbuka dengan penyembuhan sekunder, maka bahan balutan tersebut dapat menjadi sarana untuk memindahkan eksudat dan jaringan nekrotik secara mekanik.
  1. Tujuan Pembalutan
Pembalutan memiliki beberapa tujuan
1.    Melindungi luka dari kontaminasi mikroorganisme.
2.    Membantu hemostasis.
3. Mempercepat penyembuhan dengan cara menyerap drainase dan untuk melakukan debridemen luka.
4.    Menyangga atau mengencangkan tepi luka.
5.    Melindungi klien agar tidak melihat keaadaan luka (bila luka terlihat tidak menyenangkan)
6.    Meningkatkan isolasi suhu pada permukaan luka.
7.    Mempertahankan kelembapan yang tinggi diantara luka dan balutan.

       2.      Balutan yang ideal
Balutan luka yang ideal haruslah menciptakan keadaan atau suasana yang menunjang untuk tercapainya tujuan perawatan dan memberi perlindungan pada luka agar tidak memperparah kondisi luka, yang mana karakteristiknya adalah sebagai berikut :
a.    Menciptakan suasana/keadaan yang lembab untuk kesembuhan luka atau istilahnya “moist wound healing”.
b.    Mengontrol eksudat yang berlebih.
c.    Menjaga kondisi suhu yang stabil.
d.   Tidak dapat dilalui mikroorganisme.
e.    Tidak menyebabkan trauma/kerusakan yang minimal ketika mengganti balutan.
f.     Harga yang terjangkau.
g.    Terdapat dirumah sakit dan komunitas.

3.      Jenis – jenis balutan
Balutan terdiri dari berbagai jenis bahan dan cara pemakaiannya, balutan harus dapat digunakan dengan mudah, nyaman, dan terbuat dari bahan yang mempercepat penyembuhan luka. Pedoman klinik dari AHCPR (1995) dapat membantu memilih jenis balutan yang sesuai dengan tujuan perawatan luka.
a.       Gunakan balutan yang dapat menjaga dasar luka tetap lembab.
b.      Gunakan penilaian klinik untuk memilih jenis balutan luka lembab yang sesuai untuk ulkus.
c.       Pilih satu balutan yang menjaga permukaan kulit yang utuh (periulkus) disekitarnya tetap kering sambil menjaga dasar luka tetap lembab.
d.      Pilih balutan yang dapat mengontrol eksudat tetapi tidak menyebabkan desikasi dasar luka.
e.       Saat memilih jenis balutan, pertimbangkan waktu yang dimiliki oleh pemberian perawatan.
f.       Hilangkan daerah luka yang mati dengan cara mengisi seluruh rongga dengan bahan balutan dan hindarkan pembalutan yang berlebihan.
g.      Monitor balutan yang terdapat didekat anus, karena keutuhan balutan sulit dijaga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar